Jumat, 20 Juni 2014

Piala Dunia Amerika Latin #Percermat






 
courtesy: tribunnews


Piala Dunia 2014 sudah bergulir hingga pekan kedua. Bahkan, dua negara yakni Belanda dan Chile, sudah memastikan diri lolos dari fase grup. Negara 'Jeruk' dan 'Cabe; itu berhasil membuat juara bertahan Spanyol pulang kampung lebih cepat. Mungkn bagus juga sih, bisa fokus ibadah puasa bersama keluarga. Ya kalee.. Tapi piala dunia memang selalu punya cerita menarik. Setidaknya buat saya pribadi. Dari juara bertahan yang tersingkir lebih awal, hingga mitos tentang juara.

Saya tertarik soal mitos tentang juara itu. Setiap piala dunia, ada mitos bahwa negara yang akan menjadi juara adalah negara yang berasal dari benua tempat penyelenggaraan itu. Percaya atau tidak, kenyataannya memang seperti itu. Mungkin yang jadi pengecualian adalah penyelenggaraan di Jepang-Korea Selatan tahun 2002 dan di Afrika Selatan tahun 2010. Brasil menjadi raja di Asia, Spanyol jadi penguasa Afrika.

Nah ini daftarnya:
1930: (tuan rumah) Uruguay - (juara) Uruguay
1934: Italia - Italia
1938: Prancis - Italia
1950: Brasil - Uruguay
1954: Swiss - Jerman Barat
1958: Swedia - Brasil
1962: Chile - Brasil
1966: Inggris - Inggris
1970: Meksiko - Brasil
1974: Jerman Barat - Jerman Barat
1978: Argentina - Argentina
1982: Spanyol - Italia
1986: Meksiko - Argentina
1990: Italia - Jerman Barat
1994: Amerika Serikat - Brasil
1998: Prancis - Prancis
2002: Jepang-Korea Selatan - Brasil
2006: Jerman - Italia
2010: Afrika Selatan - Spanyol
2014: Brasil - ....

Kalau dilihat, kekononan itu bukan bualan belaka. Mungkin cuma Brasil yang pernah melanggar 'aturan main' itu tahun 1958, tapi itu juga karena mereka diperkuat Pele yang merupakan pemain terbaik sepanjang masa. Tapi menurut saya, itu cuma kecelakaan sejarah saja. Buktinya cuma satu kali dan sampai sekarang tidak pernah terjadi lagi.

Melihat Piala Duni 2014 di Brasil, seperti tradisi itu bakal terulang lagi. Menurut saya, itu sudah mulai terlihat dalam dua pekan pertama ini. Tim-tim benua Amerika mulai unjuk gigi dari pertandingan yang sudah mereka jalani. Hasilnya, Amerika Serikat yang tak punya tradisi sepak bola, atau Kosta Rika yang cuma dianggap pelengkap penderita, malah meraih kemenangan. Hasil bertolak belakang terjadi terhadap tim-tim Eropa.

Mungkin tidak adil jika diperbandingkan, soalnya memang tim Eropa yang jadi peserta piala dunia lebih banyak. Tapi sampai saat ini dua raksasa Eropa malah sudah harus angkat koper lebih dulu. Dan dua-duanya dicampakkan oleh tim Amerika. Spanyol didepak Chile, Inggris disingkirkan Uruguay. Buat Inggris, memang belum 100 persen tersingkir. Tapi dengan dua kali kalah dari tiga pertandingan membuat peluang mereka lolos setipis benang jahit.

Dalam kacamata dimas, negara-negara Eropa akan sulit meraih juara di Amerika, apalagi Amerika Latin. Menurut saya, penyebabnya adalah perbedaan iklim, cuaca, dan kelembaban udara. Para pemain Eropa terbiasa bermain di tanah mereka sendiri yang cenderung beriklim sedang dan tingkat kelembaban udaranya rendah. Sedangkan pemain Amerika Latin sudah terbiasa dengan iklim itu.

Negara-negara Latin merupakan eksportir pesepak bola terbesar di dunia. Lihat saja, hampir tidak ada negara di Eropa yang tidak diperkuat pemain asal Brasil, Argentina, atau Chile. Bahkan negara sekelas Kolombia atau Ekuador juga menjadi eksportir. Kalau dilihat sebaliknya, hampir tidak ada pemain Eropa yang berlaga di Latin dan kalau pun ada mungkin bisa dihitung pakai jari.

Itu yang menurut saya pada piala dunia kali ini akan dimenangkan oleh tim Amerika. Tapi kalau saya menjagokan Argentina yang bakal jadi juara dunia. Pertimbangannya, Argentina diisi oleh pemain-pemain kelas dunia dan haus akan gelar internasional. Sesuatu yang juga dimiliki Brasil. Cuma, tim Negeri Samba yang diisi banyak pemain muda saya kira akan sulit memenuhi ekspektasi tinggi dari publik dalam negeri. Itu menjadi beban yang akhirnya malah menggagalokan langkah mereka.

Argentina yang tidak terlalu diperhitungkan ketimbang Brasil jelas diuntungkan dengan kondisi tersebut. Jadi menurut saya, Argentina yang bakal meraih gelar ketiganya. Ya itu memang soal prediksi saja. Benar atau tidak, mari kita lihat 12 Juli nanti. Yang penting, siapa pun yang juara harus tetap dinikmati. Namanya juga pesta sepak bola. Dan juga jangan sampai ada tawuran di negeri Indonesia tercinta gara-gara piala dunia. Yang juara siapa, yang ribut siapa.


Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar