Senin, 04 April 2011

Orang Tua, Anak, dan Pekerjaan

Seorang anak adalah anugerah dan amanah dari Sang Pencipta. Dan pastinya, setiap orang yang telah hidup berpasangan alias suami-istri, tentu mendambakan kehadiran anak. Jadi, tak diragukan lagi bahwa orang tua pasti akan sangat menyayangi dan mencintai anaknya. Pengecualian bagi yang punya penyakit kejiwaan atau mental. Tapi jika cinta terhadap anak dikaitkan oleh pekerjaan, apa yang kita pilih? Anak atau pekerjaan? Ya kalau saya belum punya anak, jadi susah untuk menjawab.

Suatu ketika ada seorang ayah yang bekerja sebagai seorang penjaga jembatan untuk perlintasan kereta api dan kapal laut (bridgemaster). Seorang ayah tersebut memiliki seorang anak yang begitu ia cintai. Sang anak pun juga menyukai pekerjaan ayahnya karena senang melihat kereta api berlalu-lalang dan orang-orang di dalamnya. Ia pun senan bermain-main di pinggir sungai, tak jauh dari tempat ayahnya bekerja. 

Suatu ketika, si ayah mengangkat jembatan rel kereta api untuk memberikan jalan kepada sebuah kapal untuk lewat. Ketika kapal tersebut sudah lewat, si ayah tak menyadari bahwa tak berapa lama lagi sebuah kereta akan melintasi jembatan tersebut. Si anak yang melihat kereta semakin mendekat mencoba untuk memanggil ayahnya agar segera menurunkan jembatan. Namun sayang, si ayah tak mendengar teriakan anaknya. 

Si anak pun berinisiatif untuk menurunkan jembatan secara manual melalui sebuah palka yang berada di sisi jembatan. Naasnya, si anak tersebut terpeleset dan jatuh ke ruang palka itu. Di sisi lain, si ayah kemudian menyadari bahwa akan ada sebuah kereta api yang akan segera melintas. Si ayah segera menengok ke sisi sungai tempat anaknya bermain beberapa saat yang lalu. Menyadari tak ada anaknya di situ, ia pun segera beranjak untuk segera menurunkan jembatan. Sesaat sebelum menurunkan tuas jembatan, ia melihat anaknya terjatuh ke dalam ruang palka. 

Sesaat ia ingin berlari untuk menolong anaknya, namun ia pun sadar bahwa tak cukup waktu untuk. Saat itu, si ayah merasakan suatu kebimbangan dan kegalauan hati yang luar biasa. Rasa yang mungkin kita juga bingung dengan pilihannya. Si ayang diharuskan pada kenyataan untuk memilih sebuah pilihan yang amat sulit dalam waktu yang begitu sempit, menurunkan jembatan untuk menyelamatkan nyawa banyak orang dengan konsekuensi kehilangan anaknya, atau menyelamatkan anaknya dengan konsekuensi membiarkan jembatan tetap terangkat dan bisa menewaskan orang-orang di dalam kereta api. 

Apakah pilihan si ayah? Menyelamatkan anaknya atau menurunkan tuas dan menyelamatkan nyawa penumpang di dalam kereta api? Check it out!!


So, buat orang-orang yang mengatakan cinta perlu pengorbanan, will you do the same??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar